Perawatan Pasien Stroke di Rumah

Share this post on:


Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskuler.
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan usia 45 tahun ke atas. Derajat Keparahan stroke sangat bervariasi. Sebagian pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari- hari dengan mandiri. Namun cukup besar pula jumlah pasien yang mengalami gejala berat sehingga butuh bantuan untuk melakukan berbagai aktivitas. Untuk itu diperlukan seorang pengasuh / Care Giver yang dapat membantu pasien saat pasien membutuhkan pertolongan dan membantu melatih pasien secara bertahap untuk mencapai kemandirian.

Persiapan sebelum pasien pulang ke rumah
Setelah kondisi pasien stabil dan fase akut terlampaui, pasien masuk ke fase pemulihan. Pasien stroke membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk upaya pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal perawatan keluarga diharapkan terlibat penanganan pasien. Perencanaan pulang atau discharge planning dilakukan oleh dokter, perawat dan anggota tim stroke yang lain, dengan melibatkan pasien stroke dan keluarga jika memungkinkan. Proses perencanaan pulang dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, termasuk edukasi kepada pasien dan keluarga.

Peran keluarga dalam merawat pasien stroke di rumah
Selama perawatan di rumah, keluarga berperan penting dalam upaya meningkatkan kemampuan pasien untuk mandiri, meningkatkan rasa percaya diri pasien, meminimalkan kecacatan menjadi seringan mungkin, serta mencegah terjadinya serangan ulang stroke.

Merawat pasien stroke di rumah dapat dilakukan sebagai berikut :

  1. Bantu pasien untuk berpindah tempat
    Jika pasien masih mengalami gejala sisa seperti kelemahan anggota gerak, pasien belum mampu bergerak sendiri maka bantulah dia saat ingin berjalan atau damping pasien untuk menghindari resiko jatuh.
  2. Ajak pasien untuk bergerak
    Ajak pasien untuk menggerakkan sendi-sendi di tubuhnya setiap hari, termasuk area yang ‘lemah’. Hal ini dapat mencegah kekakuan pada bagian tubuh tersebut. Ini adalah aktivitas tambahan untuk melatih otot dan saraf di area yang lemah, selain dengan mengunjungi tempat rehabilitasi medis.
  3. Bantu pasien untuk makan
    Pasien stroke sering kali mengalami gangguan menelan atau disfagia. Beberapa pasien pulang juga masih menggunakan NGT/ Selang makan. Jadi, bantulah untuk memposisikan pasien duduk dengan lebih tegak ketika sedang makan. Letakkan makanan pada sisi yang sehat. Hal ini untuk mencegah terjadinya tersedak, yang bisa membahayakan nyawa.
  4. Ajak bicara
    Pasien stroke sering kali mengalami gangguan bicara / Afasia. Agar pasien dapat kembali berkomunikasi dengan lancar, sering-seringlah mengajaknya mengobrol. Semangati pasien untuk berusaha berbicara dan mengucapkan kata-kata, gunakan alat bantu untuk berbicara, misal dengan menulis di kertas.
  5. Latih kesehatan otaknya
    Bantu pasien untuk melatih otaknya dengan memberi informasi hari, waktu, dan mengingat nama orang-orang yang berada di sekitarnya.
  6. Ciptakan lingkungan yang aman

Beberapa Tips Untuk Mencegah Stroke Berulang

A. Tips untuk latihan kebugaran jasmani :

  1. Jalan cepat ke halte bus/stasiun kereta
  2. Parkirkanlah mobil anda jauh dari tempat yang dituju
  3. Berdirilah dengan merenggangkan lengan dan kaki ketika berbicara di telepon.
  4. Letakkan pesawat telepon agak jauh dan berjalanlah kearah telepon untuk meraihnya.
  5. Kencangkan otot-otot dengan lengan ketika berdiri
  6. Lebih baik jalan kaki ke toko dekat rumah dari pada bermobil
  7. Latihan olah raga secara teratur paling sedikit tiga kali seminggu

B. Tips untuk berolah raga secara aman.
Konsul ke dokter sebelum melakukan olah raga untuk pertama kali. Kenakan baju yang menyerap keringat dan sepatu yang nyaman. Frekuensi latihan sebaiknya 3 sampai 5 kali seminggu dan lama latihan minimal 20 menit atau sampai berkeringat setiap kali latihan. Latihan olah raga sebaiknya terencana dengan baik, bila memungkinkan ukur tekanan darah sebelum latihan dan ukur kadar gula darah bagi pasien yang menderita Diabetes Mellitus atau kencing manis.
Lakukan pemanasan sebelum memulai latihan dan segera berhenti bila terasa sesak nafas atau rasa tidak enak di dada. Lakukan jenis olah raga yang anda senangi dan hindari yang bersifat kompetisi. Bagi pasien dalam kondisi sehat sebaiknya melakukan olah raga dengan perut kosong atau minimal 2 jam sesudah makan.

Referensi:
RSUP Dr. Sardjito, diakses pada 2023. Perawatan Pasien Stroke di Rumah
sardjito.co.id/2022/07/25/perawatan-pasien-stroke-di-rumah/
Dinas Kesehatan Kab. Buleleng, diakses pada 2023. Perawatan Pasien Stroke di Rumah
dinkes.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/perawatan-pasien-pasca-stroke-di-rumah-39

Share this post on:
Hubungi C.S Kami