Apa itu stroke?
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang.
Stroke Bisa Sebabkan Kematian dan Turunkan Kualitas Hidup Penderita
Stroke sesuai tingkatannya bisa sampai menyebabkan kematian atau kecacatan yang otomatis mampu menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderitanya stroke. Selain itu akan ada beban tambahan bagi keluarga terkait biaya kesehatan yang tentunya tidak sedikit juga oleh beban biaya yang harus ditanggung negara.
Jadi dibanding mengobati, akan jauh lebih baik jika mencegahnya sejak dini. Jalani pola hidup yang sehat agar tubuh bugar dan semua penyakit termasuk stroke enggan menyerang demikian kata dr. Lily S. Sulistyowati, MM., Direktur Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan saat memaparkan fakta mengenai stroke pada Press Briefing Hari Stroke Sedunia Tahun 2017 bertempat di Ditjen P2P-Salemba Jakarta
Stroke Dapat Dicegah
90 %kasus stroke berhubungan dengan 10 faktor risiko utama.
Apabila Anda memiliki diabetes, gangguan jantung atau riwayat stroke/ TIA, segera tanyakan kepada dokter mengenai faktor risiko Anda dan bagaimana mencegahnya. Sejumlah langkah berikut dapat dilakukan untuk menurunkan risiko stroke. Faktor Risiko lain yang harus dikendalikan Obesitas, Gaya Hidup Sedentari/kurang aktif bergerak, Pola Makan Buruk, Hipertensi, Merokok atau terpapar asap rokok, Minum Alkohol, Hiperlipidemia.
1/4 Kasus Stroke karena pola makan tidak sehat
Hampir seperempat kasus stroke berkaitan dengan pola diet yang tidak sehat, terutama konsumsi sayur dan buah yang sedikit. Setidaknya, asupan sayur dan buah yang disarankan lima mangkuk per hari untuk menurunkan risiko stroke Anda.
Bagaimana faktor makanan bisa menjadi salah satu pemicu utama, dr. Lily menyarankan untuk mengurangi bahkan menghentikan konsumsi junk food. Selain itu pastikan makanan yang disantap terdiri dari berbagai macam atau dikenal dengan istilah food combining.
“Makan enggak boleh hanya 1 macam saja, harus bervariasi. Tubuh bukan hanya butuh vitamin dan mineral tapi juga membutuhkan protein yang bisa didapatkan dari konsumsi daging, ikan atau ayam,” kata dr. Lily. Lebih lanjut, dr. Lily juga mengatakan konsumsi sayuran dan buah memang bagus untuk kesehatan tetapi tergantung jumlah porsinya.
“Jangan makan sayur itu asal di piring ada hijau-hijaunya lalu bilang, Saya sudah makan sayur kok. Idealnya sehari itu perlu konsumsi 4 sampai 5 porsi sayur dan buah,” lanjutnya.
Sebagai takaran yang bisa digunakan, dr. Lily menyarankan menggunakan rumus Piring Makanku yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, 25 persen karbohidrat dan 25 persen protein. Dengan takaran ini konsumsi kebutuhan nutrisi diharapkan bisa terpenuhi setiap harinya. Tapi jangan lupa juga harus diiringi dengan aktifitas fisik seperti olahraga dan berkegiatan di luar ruangan.
Sekitar 1 dari 4 kasus stroke berkaitan dengan kadar kolesterol “jahat” atau LDL yang tinggi. Konsumsi lemak tidak tersaturasi dan tidak terhidrogenasi daripada lemak tersaturasi (digoreng, jeroan) dapat menurunkan risiko stroke Anda. Jika kadar kolesterol tidak turun hanya dengan pengubahan diet, komunikasikan dengan dokter Anda tentang obat antikolesterol.
Lumpuh Sesaat Bisa Jadi Gejala Dini Terkena Stroke di Kemudian Hari
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Profesor Dr dr Mohamad Hasan Machfoed Sp. S(K) M.S mengingatkan kepada masyarakat agar mewaspadai kondisi tubuh ketika terasa lumpuh selama beberapa saat yang bisa mengarah pada serangan stroke.
Pembuluh darah yang tersumbat sesaat menyebabkan aliran darah ke otak melambat atau terhenti sehingga mengakibatkan gejala gangguan saraf sesaat seperti yang dialami oleh penderita stroke.
Umumnya serangan stroke selintas terjadi selama 30 menit hingga dua jam dan kemudian penderitanya kembali normal. Serangan selintas tersebut menyebabkan kebas atau tak merasakan sebagian tubuh, gerak tubuh melemah tiba-tiba, kesemutan, dan berbicara tidak nyambung atau kata-katanya tidak terstruktur. “Orang yang terkena stroke iskemik, biasanya didahului oleh TIA,” kata Prof Hasan.
Penyakit stroke merupakan penyakit pertama yang menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyebutkan prevalensi stroke di Indonesia sebanyak 12,1 per 1000 orang.
Kenali Faktor Risiko
Hasan menyebutkan stroke disebabkan oleh empat faktor yakni fisik, mental, sosial, dan spiritual. Dia mengingatkan agar masyarakat menjaga pola makan dan pola hidup sehat dengan menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yakni melakukan aktivitas fisik, perbanyak makan buah dan sayuran.
“Hidup sehat, olah raga, cegah kegemukan, tidak konsumsi alkohol, tidak merokok, kalau ada diabetes kontrol diabetnya, kontrol lemak,” kata Hasan.
Sejumlah faktor risiko dari segi fisik yang sebenarnya bisa dicegah ialah merokok, kurang aktivitas fisik, pola makan buruk, konsumsi alkohol, kadar kolesterol tinggi, narkotika, obesitas, terapi pengganti hormon, hipertensi, gangguan irama jantung, penyakit jantung lainnya, diabetes, dan migrain.
“Hipertensi yang paling jahat dari faktor yang lain, terutama hipertensi primer yang tidak ada sebabnya, 90 persen dari hipertensi yang ada,” kata dia.
Alat Sederhana Kenali Gejala Stroke
Sebenarnya ada alat penilaian sederhana untuk mengenali gejala stroke yakni “SEGERA KE RS”
–SEnyum tidak simetris,
-GErak separuh badan melemah secara tiba-tiba,
– bicaRA pelo atau terpatah-patah hingga tidak dapat bicara sama sekali,
– Kebas atau baal,
– Rabun serta
– Sakit kepala hebat yang muncul secara tiba-tiba.
Bila terjadi hal tersebut pada Anda atau anggota keluarga segera hubungi Rumah Sakit/ Klinik Dokter/ FKTP.
Referensi:
Kemenkes, diakses pada 2024. Stroke Dapat Dicegah, Kenali Faktor Risiko dan Gejalanya.
p2ptm.kemkes.go.id/post/stroke-dapat-dicegah-kenali-faktor-risiko-dan-gejalanya