Tentu saja kita tidak asing dengan apa yang disebut hipertensi. Jika tekanan darah kita tinggi melebihi 140 mmHg pada tensimeter, itulah angka dinamakannya seseorang mengalami hipertensi. Apakah satu angka itu saja seseorang bisa didiagnosis hipertensi? Tentu saja tidak. Pada pengukuran tekanan darah dikenal istilah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah atau saat berkontraksi, sedangkan diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung relaksasi.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHG. Menurut Joint National Committee (JNC VII) penggolongan hipertensi dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
- Normal apabila sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg
- Pre Hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolic / 80-89 mmHg
- Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolic / 90-99 mmHg
- Hipertensi stadium II apabila sistolik ³ 160 mmHg dan diastolic / ³ 100 mmHg
Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok :
Hipertensi essensial atau hipertensi primer
Sekitar 90% penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya, disebut sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.
Para ahli sependapat bahwa hipertensi esensial berhubungan dengan faktor keturunan (herediter).
Hipertensi Sekunder
Sekitar 5-10% penderita hipertensi berhubungan dengan penyakit ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal (gangguan kelenjar tiroid, gangguan kelenjar adrenal) atau pemakaian obat tertentu
- Kegemukan (obesitas)
- Gaya hidup yang tidak aktif / kurang olah raga
- Stress
- Alkohol
- Garam (makanan yg asin)
Komplikasi Hipertensi
Berikut ini adalah gangguan yang dapat terjadi apabila seseorang mengalami hipertensi terutama dalam jangka panjang. Gangguan dapat muncul berupa gejala ringan sampai berat sehingga membutuhkan penanganan medis dengan serius. Gangguan yang muncul dapat berupa :
- Gangguan penglihatan,
- Gangguan saraf
- Gagal jantung
- Gangguan fungsi ginjal
- Gangguan serebral (otak)
- Gangguan kesadaran hingga koma
Makanan yang harus dihindari
- Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih)
- Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin)
- Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink)
- Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)
- Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam)
- Bumbu-bumbu seperti kecap, micin, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium
- Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Referensi,
Kemenkes, Diakses pada 2024, Hipertensi: Penyebab, Komplikasi, Dan Makanan Yang Harus Dihindari
sardjito.co.id/2022/08/31/ayo-kendalikan-hipertensi/