Hubungan Faktor Hipertensi dengan Derajat Keparahan Hipertensi

Share this post on:

Hipertensi: Ancaman Global yang Perlu Diwaspadai

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, telah menjadi salah satu penyakit yang paling umum di dunia dan menjadi penyebab utama kematian yang dapat dicegah. Berdasarkan statistik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi menyebabkan sekitar 12,8% dari total kematian tahunan di dunia, setara dengan sekitar 7,5 juta orang per tahun (WHO, 2012). Proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat, dengan angka yang diperkirakan mencapai 1,56 miliar pada tahun 2025 (Tabrizi JS et al., 2016). Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2013 tercatat mencapai 25,8% menurut data Riskesdas (2013), sebuah angka yang cukup mengkhawatirkan mengingat banyak kasus hipertensi yang tidak terdeteksi sejak dini.

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal, yaitu 140 mmHg untuk tekanan darah sistolik (tekanan saat jantung memompa darah) dan 90 mmHg untuk tekanan darah diastolik (tekanan saat jantung beristirahat). Tekanan darah yang terus-menerus tinggi memberikan tekanan yang berlebihan pada dinding arteri, yang pada gilirannya dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.

Penyebab Hipertensi: Faktor yang Bisa Dikendalikan dan Tidak Bisa Dikendalikan

Hipertensi memiliki berbagai faktor penyebab yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama: faktor yang dapat dikendalikan (gaya hidup) dan faktor yang tidak dapat dikendalikan (genetik dan usia).

1. Faktor yang Dapat Dikendalikan

  • Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol: Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol secara berlebihan meningkatkan risiko hipertensi dengan memperburuk fungsi pembuluh darah dan mempercepat kerusakan arteri.
  • Obesitas dan Kelebihan Berat Badan: Berat badan yang berlebihan memerlukan lebih banyak darah untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Ini meningkatkan volume darah yang mengalir melalui pembuluh darah, memberikan tekanan lebih besar pada dinding arteri dan meningkatkan risiko hipertensi (Purwati, 2005; Benitez Brito et al., 2016).
  • Konsumsi Garam Berlebihan: Asupan garam yang tinggi menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan, yang dapat meningkatkan tekanan darah. Mengurangi garam dalam makanan adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.
  • Stres: Stres kronis dapat memicu peningkatan tekanan darah karena pelepasan hormon stres yang mempengaruhi pembuluh darah dan detak jantung.

2. Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan

  • Usia: Semakin bertambah usia, risiko hipertensi cenderung meningkat karena elastisitas pembuluh darah menurun.
  • Jenis Kelamin: Pria cenderung lebih berisiko mengembangkan hipertensi pada usia muda, sementara wanita, setelah menopause, memiliki risiko lebih tinggi terkena hipertensi.
  • Genetik dan Riwayat Keluarga: Hipertensi cenderung diturunkan dalam keluarga. Jika anggota keluarga Anda memiliki riwayat hipertensi, Anda memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalaminya.

Hubungan Antara Obesitas dan Hipertensi

Salah satu faktor yang paling signifikan dalam perkembangan hipertensi adalah obesitas. Obesitas mengarah pada peningkatan volume darah yang dibutuhkan tubuh untuk mengangkut oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Semakin besar massa tubuh seseorang, semakin besar pula beban yang ditanggung pembuluh darah. Ini mengarah pada peningkatan tekanan darah, yang meningkatkan risiko hipertensi (Purwati, 2005).

Studi menunjukkan bahwa orang dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) yang lebih tinggi memiliki risiko lebih besar terkena hipertensi. Wanita dengan obesitas pada usia 30 tahun memiliki kemungkinan tujuh kali lebih besar untuk mengembangkan hipertensi dibandingkan wanita dengan berat badan normal pada usia yang sama (Liu Li et al., 2004). Bahkan, setiap peningkatan 10 kg berat badan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 3,0 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar 2-3 mmHg.

Namun, penurunan berat badan dapat memberikan manfaat yang signifikan. Penurunan berat badan sebesar satu kilogram dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1-2 mmHg dan tekanan darah diastolik 1-4 mmHg (Aneja A et al., 2004). Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga berat badan ideal untuk mencegah hipertensi.

Peran Menopause dalam Hipertensi

Menopause adalah periode dalam kehidupan wanita yang ditandai dengan penurunan kadar estrogen. Penurunan hormon ini dapat mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan peningkatan risiko hipertensi. Penurunan rasio estrogen terhadap androgen dapat mengurangi efek vasorelaksasi dari estrogen pada dinding pembuluh darah, sementara meningkatkan produksi faktor vasokonstriktor seperti endotelium (Maas & Franke, 2009).

Hal ini menjelaskan mengapa wanita setelah menopause memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami hipertensi dibandingkan wanita yang masih dalam masa subur.

Dampak Hipertensi pada Kesehatan

Jika hipertensi tidak dikendalikan, dampaknya bisa sangat serius. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan organ tubuh lainnya, yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan bahkan demensia vaskular. Mengontrol tekanan darah dapat mencegah atau menunda komplikasi ini, sehingga penting untuk segera menangani hipertensi begitu terdeteksi.

Selain itu, penelitian dari National Heart, Lung, and Blood Institute (2018) menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup, seperti pola makan sehat, olahraga teratur, dan pengurangan stres, dapat memainkan peran besar dalam mengontrol hipertensi. Obat-obatan antihipertensi juga sering diperlukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Hipertensi dan Paparan Asap Rokok

Tidak hanya perokok aktif yang berdampak buruk pada tekanan darah, tetapi juga paparan asap rokok dari perokok pasif. Penelitian yang dilakukan di Belgia menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap asap rokok pasif dapat menyebabkan peningkatan kekakuan arteri karotis, yang berhubungan langsung dengan peningkatan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular (Virdis A., 2010).

Pencegahan Hipertensi

Untuk mencegah hipertensi, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Menjaga Berat Badan Sehat: Menurunkan berat badan, terutama bagi mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas, dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  2. Makan Sehat: Konsumsi makanan yang rendah garam, tinggi buah, sayuran, dan makanan kaya serat dapat membantu mengontrol tekanan darah.
  3. Olahraga Teratur: Aktivitas fisik yang teratur membantu memperbaiki kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  4. Menghindari Rokok dan Alkohol: Hindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
  5. Mengelola Stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres yang dapat mempengaruhi tekanan darah.

Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun faktor usia dan genetika tidak dapat diubah, banyak faktor risiko lain yang dapat dikendalikan melalui perubahan gaya hidup, seperti menjaga berat badan yang sehat, makan makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur. Selain itu, deteksi dini melalui pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk mencegah perkembangan hipertensi. Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat, kita dapat mengurangi dampak buruk dari hipertensi dan meningkatkan kualitas hidup.

Referensi :

Universitas Airlangga, diakses pada 2024, Hubungan Faktor Hipertensi dengan Derajat Keparahan Hipertensi.

unair.ac.id/hubungan-faktor-hipertensi-dengan-derajat-keparahan-hipertensi/

Share this post on:
Hubungi C.S Kami